SOLO - Pasca insiden lepasnya singa koleksi
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Jawa Tengah, Direksi Taman Satwa
Taru Jurug mengaku habis telah menggelontorkan dana sekira Rp 400 juta
untuk melakukan pembenahan total seluruh kandang satwa sesuai
rekomendasi Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI).
Hal tersebut diungkapkan Direktur Operasional TSTJ, Windu Winarso yang mengatakan, selain merombak total kandang hewan buas, pihaknya juga membenahi kandang satwa yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan PKBSI.
"Sedikitnya ada 20 lebih kandang telah kita benahi, mulai kandang hewan buas seperti singa, macan, buaya, hingga hewan tidak berbahaya seperti unta, kijang dan lainnya. Sesuai standar rekomendasi PKBSI," kata Windu, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/4/2012).
Kandang orangutan, lanjut Windu, yang sebelumnya menggunakan lantai semen, diubah dengan tanah dan ditambahi rerumputan. Selain kandang hewan yang dibenahi,akses jalan pengunjung yang sudah rusak juga dibenahi. Sehingga nantinya, saat TSTJ diserbu warga saat Syawalan, Agustus mendatang, sudah tidak mengganggu lagi.
"Itu kan saat lepasnya singa awal Februari lalu, kemudian ada usulan pembenahan memakai dana APBD. Tapi Pak Wali tidak mengizinkan. Biar TSTJ
mandiri menggunakan dananya sendiri," paparnya.
Menurut untuk pembenahan tersebut pihaknya sengaja merogoh kocek Rp 400 juta-an dari pendapatan murni TSTJ. Meskipun keluar ratusan juta, hal itu dianggap untuk belanja modal. Langkah ini diambil, setelah pengajuan pembenahan TSTJ ke DPRD, tidak disetujui Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Joko Widodo.
Windu Winarso menjamin, meskipun menggunakan dana kas TSTJ untuk membenahi TSTJ sesuai rekomendasi PKBSI, tidak akan mengganggu pakan
hewan di TSTJ ini.
(Yudha)
Hal tersebut diungkapkan Direktur Operasional TSTJ, Windu Winarso yang mengatakan, selain merombak total kandang hewan buas, pihaknya juga membenahi kandang satwa yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan PKBSI.
"Sedikitnya ada 20 lebih kandang telah kita benahi, mulai kandang hewan buas seperti singa, macan, buaya, hingga hewan tidak berbahaya seperti unta, kijang dan lainnya. Sesuai standar rekomendasi PKBSI," kata Windu, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/4/2012).
Kandang orangutan, lanjut Windu, yang sebelumnya menggunakan lantai semen, diubah dengan tanah dan ditambahi rerumputan. Selain kandang hewan yang dibenahi,akses jalan pengunjung yang sudah rusak juga dibenahi. Sehingga nantinya, saat TSTJ diserbu warga saat Syawalan, Agustus mendatang, sudah tidak mengganggu lagi.
"Itu kan saat lepasnya singa awal Februari lalu, kemudian ada usulan pembenahan memakai dana APBD. Tapi Pak Wali tidak mengizinkan. Biar TSTJ
mandiri menggunakan dananya sendiri," paparnya.
Menurut untuk pembenahan tersebut pihaknya sengaja merogoh kocek Rp 400 juta-an dari pendapatan murni TSTJ. Meskipun keluar ratusan juta, hal itu dianggap untuk belanja modal. Langkah ini diambil, setelah pengajuan pembenahan TSTJ ke DPRD, tidak disetujui Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Joko Widodo.
Windu Winarso menjamin, meskipun menggunakan dana kas TSTJ untuk membenahi TSTJ sesuai rekomendasi PKBSI, tidak akan mengganggu pakan
hewan di TSTJ ini.
(Yudha)
Sumber : http://news.okezone.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar